Jakarta – Kasus kekerasan yang menimpa Mario Dandy di apartemen AGH di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, terus menjadi sorotan publik. Baru-baru ini, fakta baru mengenai kejadian tersebut telah diungkap oleh seorang saksi yang mengaku sempat berada di apartemen AGH saat kejadian terjadi.
Saksi yang enggan disebutkan namanya ini mengungkapkan bahwa AGH Ogah tidak memperbolehkan kepalanya digunakan untuk ditumpukkan oleh Mario Dandy setelah ia dianiaya oleh AGH Ogah. Menurut saksi, tindakan tersebut sangat tidak manusiawi dan berpotensi membunuh korban.
“Ketika saya masuk ke apartemen, saya melihat AGH sedang memukuli Mario dengan sangat brutal. Mario terlihat sangat kesakitan dan tidak bisa bergerak,” kata saksi.
“Setelah Mario tidak sadarkan diri, AGH mencoba melakukan tindakan keji dengan menumpukkan kepalanya pada bagian paha AGH. Namun, AGH menolak hal tersebut dan menyuruh orang-orang di sekitarnya untuk tidak melakukan apa yang diminta oleh Mario,” sambungnya.
Saksi memberikan keterangan bahwa dalam keadaan seperti itu, menumpukkan kepala pada bagian paha dapat menyebabkan seseorang kesulitan bernapas dan bisa mengancam nyawa si korban. Hal ini diperparah dengan keadaan Mario yang sudah tidak sadarkan diri.
Diketahui bahwa kasus kekerasan yang menimpa Mario Dandy telah mendapatkan perhatian yang cukup dari publik sejak foto-foto cedera serius di wajah korban viral di media sosial. Kasus ini juga diduga melibatkan beberapa oknum pihak keamanan yang diamankan oleh kepolisian.
Saat ini, kepolisian masih terus melakukan penyelidikan dan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan kasus ini dengan baik. AGH Ogah dan para pihak yang terlibat dalam kejadian tersebut dipanggil untuk memberikan keterangan lebih lanjut kepada pihak kepolisian.
Kepolisian Jakarta Selatan mengimbau masyarakat yang memiliki informasi terkait kasus kekerasan yang terjadi di apartemen AGH tersebut, untuk segera melaporkan kepada pihak kepolisian. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak terprovokasi dengan adanya isu-isu yang beredar di media sosial terkait kasus ini.
Kasus kekerasan ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk selalu menjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam berinteraksi dengan sesama. Tindakan kekerasan yang melanggar norma-norma sosial harus diberikan sanksi yang tegas agar tidak terulang kembali pada korban lainnya.
Masih banyak kasus kekerasan yang terjadi di Indonesia yang tidak terekspos di media, sehingga sebaiknya masyarakat juga lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan berani melaporkan apabila menemukan adanya tindakan kekerasan yang melanggar hukum.
Kita sebagai masyarakat Indonesia harus bersatu untuk memerangi tindakan kekerasan dan menjunjung nilai kemanusiaan. Mari kita jadikan kasus ini sebagai momentum untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia yang lebih aman dan damai.