Jembatan Bailey yang terletak di Cikereteg, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjadi perhatian publik setelah ada retakan pada struktur jembatan itu. Hal tersebut menyebabkan mobil dan kendaraan yang berat dilarang melewati jembatan tersebut.
Menurut informasi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Sukabumi, jembatan tersebut dibangun pada tahun 2018 dan memiliki panjang sekitar 90 meter dengan lebar 4 meter. Jembatan ini merupakan jembatan penghubung sejumlah kampung di sekitar wilayah Cikereteg.
Retakan pada jembatan ini pertama kali terlihat oleh masyarakat sekitar pada akhir tahun 2020. Mereka melaporkan hal tersebut ke pihak berwenang agar dapat ditangani segera. Namun, setelah dilakukan pengecekan oleh tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, retakan pada jembatan dinilai cukup parah sehingga perlu dilakukan perbaikan yang cukup kompleks.
Akhirnya, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Sukabumi memutuskan untuk melarang kendaraan yang memiliki berat lebih dari 2 ton melewati jembatan ini. Hal itu dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan yang dapat membahayakan pengguna jalan. Kebijakan ini berlaku hingga jembatan tersebut diperbaiki dengan baik.
Kendati demikian, kebijakan tersebut membuat kesulitan bagi masyarakat yang harus melewati jembatan ini dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu penduduk, Sofyan (35), mengatakan bahwa larangan untuk melewati jembatan ini sangat merepotkan karena mereka harus memutar jalan jauh untuk dapat mencapai ke tempat tujuan.
“Sebelum ada retakan, kami biasa melewati jembatan ini untuk mencapai kebun dan ladang kami. Tetapi, setelah dilarang, kami harus memutar rute yang jauh sehingga menguras waktu dan biaya lebih banyak,” kata Sofyan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Sukabumi, Bambang Irianto, menjelaskan bahwa pihaknya sedang berupaya untuk memperbaiki jembatan Bailey tersebut. Namun, ia mengatakan bahwa perbaikan jembatan ini akan memakan waktu cukup lama karena harus dilakukan dengan hati-hati dan cermat agar jembatan tersebut menjadi aman untuk dilewati oleh kendaraan.
“Kami mempersiapkan anggaran sekitar Rp 2 miliar untuk memperbaiki jembatan tersebut. Selama proses perbaikan, kami akan mengadakan pengawasan yang ketat untuk memastikan keselamatan para pekerja yang melakukan perbaikan,” kata Bambang.
Selain itu, Bambang juga mengimbau masyarakat untuk tetap patuh terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang. Hal itu dilakukan untuk menjaga keselamatan dan keamanan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
“Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh masyarakat akibat adanya larangan melewati jembatan. Namun, ini dilakukan demi kemanan dan keselamatan mereka. Kami akan segera melakukan perbaikan secara maksimal agar jembatan dapat digunakan kembali dengan aman,” ujar Bambang.
Meskipun retakan pada jembatan ini mengakibatkan keterbatasan akses, tetapi hal ini memberikan pelajaran bagi pihak berwenang untuk lebih memperhatikan aspek keamanan pada pembangunan infrastruktur. Dalam hal ini, pembangunan jembatan maupun bangunan lainnya harus memperhatikan beberapa hal, seperti struktur yang kokoh, material yang berkualitas, desain yang tepat, dan pemeliharaan yang baik.
Kondisi infrastruktur yang aman dan baik akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat. Mereka dapat bepergian dengan aman dan lancar, mencapai tujuan dengan tepat waktu, serta mendukung perekonomian lokal dan kemajuan wilayah tersebut secara keseluruhan.
Oleh karena itu, pihak berwenang harus lebih serius dalam merencanakan, membangun, dan memelihara infrastruktur agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Dalam hal ini, sumber daya manusia yang handal dan teknologi berkualitas harus digunakan untuk mewujudkan infrastruktur yang berkualitas dan aman.